Welcome to my website

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat.

Senin, 07 Februari 2011

Percaya = Berserah Penuh

Di Amerika, tepatnya di negara bagian Kentucky ada seorang pesulap jalanan, yang mendapatkan uang dengan melakukan aksi - aksi sulapnya dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada suatu hari ia mendapatkan sebuah ide untuk menggelar acara sulapnya di tengah kota Los Angeles pada waktu tepat tengah hari, dimana matahari sedang terik - teriknya.

Perjalanan pun dilakukan, dan ketika fajar menjelang ia akhirnya tiba di puisat kota Los Angeles, dan inilah yang ada di kepalanya saat itu: ia akan menyeberangi atap gedung  A ke atap gedung B dengan menggunakan seutas tali sebagai landasannya dan dengan menaiki sepeda beroda satu tepat pada siang hari bolong, dan segera ia melakukan persiapan sebelum matahari beranjak naik, karena ia tak mau ada satu orang pun di kota itu tidak menyaksikan aksi gilanya.

Setelah berjam - jam ia melakukan persiapan dan memeriksa dengan teliti segala sesuatunya, akhirnya tibalah saat- saat yang ditunggu olehnya dan juga oleh banyak penduduk di kota itu. Tepat pada jam 12 siang waktu kota itu, ia pun mengambil posisi berdiri di ujung atap gedung A, dengan keringat yang membasahi mukanya ia pun berkata (dengan nada berteriak) kepada seluruh punduduk yang menyaksikan aksi gilanya itu, " Baiklah saudara - saudara yang saya cintai, dan Amerika yang saya banggakan, saat ini saya akan menyeberang ke ujung atap gedung B dengan menggunakan sepeda ini!! Lihatlah dan doakan saya selamat sampai tujuan!!" terik si pesulap itu.



Dan dengan pelan tapi pasti si pesulap memulai aksinya dengan terlebih dahulu menaiki sepeda beroda satu yang sudah ia siapkan. Keringat pun makin membasahi wajah dan seluruh pakaiannya. "Ini adalah aksi tergila yang pernah kulihat!!! Bagaimana mungkin dia bisa melewati seutas tali itu di saat matahari sedang terik - terik nya!!!" ucap seorang penonton kepada penonton yang lain. Dan langsung saja komentar - komentar miring yang meragukan keberhasilan si pesulap terdengar dari sana - sini. Pesulap pun mendengarnya, lalu ia berkata dalam hati, " Tuhan, aku yakin KAU takkan diam saja, aku yakin KAU menjaga ku, amin."

Mulailah si pesulap gila itu melajukan sepedanya ke arah gedung B, komentar - komentar miring, dan cemooh - cemooh pun tiba - tiba langsung berhenti, para penonton pun seakan - akan menahan nafas, karena melihat aksi si pesulap tadi. 

Setengah perjalanan akhirnya sudah ia lewati dengan mudah, dan penonton pun mulai berdecak kagum. Tiga perempat perjalanan sudah ia lewati, dan penonton pun makin menahan nafasnya.. dan akhirnya sorakan lega dan ketidakpercayaan terdengar di sana - sini, pesulap pun mengusap keringat di wajahnya dan berkata, "Baiklah saudara - saudara ku, untuk membuat kalian lebih percaya kepadaku, saya akan mengulang kembali ke sana dengan bersepeda mundur!!" ucap si pesulap tadi disambut dengan tepuk tangan meriah dari semua penojnton yang makin memadati pusat kota Los Angeles siang itu.

Aksi keduanya pun berhasil selamat kembali disertai dengan teriakan takjub dari semua penduduk yang menonton aksi tersebut. Untuk kedua kalinya si pesulap berkata kepada semua penonton, "Apakah kalian percaya kepadaku?? tanya si pesulap. "Yaa kami percaya padamu!!" teriak penonton dari bawah, kemudian kembali pesulap bertanya kepada semua penonton, "Kalau kalian percaya kepadaku, apakah ada seorang dari kalian pemuda atau orang tua yang berani saya tuntun menaiki sepeda ini??? tanya si pesulap.

Suasana pun hening tiba - tiba, tak ada yang berani menjawab ataupun bersedia menerima tantangan dari si pesulap, maka sekali lagi ia bertanya.. tetapi tetap tidak ada jawaban dari semua penonton yang ada pada saat itu. Tiba - tiba muncul seorang gadis kecil dan berkata "Saya bersedia!!".. terdengarlah tepuk tangan yang meriah dan keheranan dari para penonton. Kemudian diantarlah gadis kecil tadi ke atap Gedung A oleh para penonton. Sesaat sebelum si gadis kecil memulai aksinya ditemani si pesulap, tersenyumlah si gadis kecil tadi kepada pesulap, dan tidak menunjukan sedikitpun raut ketegangan di wajahnya. 

Lalu dimulailah aksi ketiga pesulap itu, dari awal sampai 3/4 perjalanan yang terdengar dari arah penonton hanyalah tanya - tanya keheranan dan suara - suara menahan nafas. Dan kembali si pesulap itu membuat seluruh pusat kota bergemuruh oleh teriakan - teriakan semua penonton, bahkan lebih meriah dari aksi -aksi sebelumnya..

Kemudian dengan wajah yang tetap tersenyum, dibawa kebawah lah gadis kecil tadi. Dengan perasaan tidak percaya datanglah seorang nenek bertanya kepada gadis kecil tadi, "Mengapa kau begitu yakinnya untuk mau diajak si pesulap itu melakukan aksinya??"

Tahukah anda apa jawaban gadis kecil tadi??

Ia menjawab, "100% aku percaya pesulap itu tidak akan membiarkan aku jatuh dari tali!!! karena pesulap itu adalah Ayah kandungku!!!!"..
-sekian-

Apa makna yang bisa kita ambil dari cerita tadi??
Bahwa jika kita percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita, maka kita juga harus berserah sepenuhnya kepada Tuhan.. kita serahkan hidup dan mati kita padaNYA, seperti gadis kecil tadi mempercayakan hidupnya kepada si pesulap yang adalah ayah kandungnya sendiri.
(oleh: christ dean)

Selasa, 30 November 2010

workshop kewirausahaan






Rabu, 17 November 2010

5 Kesalahan dasar yang merusak karier

Bagaimana dengan karier yang kita jalani saat in? Sudah memuaskan, penuh tantangan, atau bahkan sering membuat kita tertekan? Jika yang terakhir yang kita hadapi, barangkali kita perlu memikirkan ulang - dan tentunya mengevaluasi secara keseluruhan - apa yang menyebabkan diri kita "terjebak" dalam situasi sedemikian rupa. Sebab, rasa tertekan, selain kadang disebabkan oleh beban kerja yang menumpuk, tapi banyak juga ternyata justru karena faktor diri yang sering kali "menumpuk" beban, seperti menunda pekerjaan, tak menuntaskan tugas yang diberikan, hingga terlalu banyak berfokus pada kesalahan dan bukannya mencari solusi.

Memang kepuasan dan kenyamanan bekerja justru acap kali kita sendiri yang menentukan. Sebab, pada dasarnya, jika diri sendiri sudah memiliki kemampuan untuk mengelola potensi, di mana pun dan kapan pun kita berada, pasti kita akan mampu menciptakan prestasi tersendiri. Sayangnya, ternyata, banyak orang - bahkan yang sudah berpengalaman sekali pun - sering melupakan hal-hal dasar dalam dunia kerja. Bahkan, kemudian "terjebak" dalam "tanjakan" yang membuatnya tak bisa naik ke puncak. Hal ini merupakan hasil riset yang dimuat di dalam Harvard Business Review beberapa waktu silam.

Dalam laporan tersebut, Boris Groysberg dan Robin Abrahams dari Harvard Business School telah melakukan wawancara terhadap lebih dari 400 konsultan riset dan 500 eksekutif pimpinan divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dari 15 perusahaan multinasional ternama. Dan ternyata, mereka menemukan LIMA kesalahan dasar yang masih sering - dan bahkan terus - dilakukan oleh para pekerja. Berikut adalah kesalahan-kesalahan dasar yang perlu kita sendiri hindari agar karier kita tidak berhenti di tengah jalan.
 

1. Kurang melakukan riset


Banyak orang pada saat akan pindah ke kantor baru, tidak melakukan riset tentang perusahaan di mana dia akan bekerja. Karena itu, meski kenaikan pangkat atau tingginya gaji telah didapat, tetapi faktor kenyamanan bekerja dan lingkungan kerja yang mendukung prestasi justru sangat minim. Akibatnya, kinerja pun malah berhenti dan tak bisa berkembang lagi.

Dalam hal ini, Groysberg yang juga asisten profesor di Harvard, menganjurkan kalau ingin pindah, lakukan seperti kita sedang berinvestasi. "Bukankah kala ingin berinvestasi ke pasar saham, kita perlu melakukan uji kelayakan terhadap perusahaan yang kita percayai?" sebutnya.

2. Meninggalkan pekerjaan lama hanya karena alasan gaji

Pindah pekerjaan karena alasan kenaikan gaji adalah hal klasik yang banyak orang lakukan. Sayangnya, sering kali meski pendapatan naik, tak disertai dengan peningkatan kesuksesan seperti diharapkan. Bahkan, kadang kala, ada nilai-nilai penting yang justru hilang saat berpindah kerja, misalnya pertemanan dengan relasi lama. Karena itu, pikirkan ulang jika hanya masalah gaji yang jadi alasan kepindahan.

3. Memilih hengkang "dari" daripada menuju "ke"


Kadang, saking putus asanya, orang tak berpikir ulang dengan pekerjaan lama. Akibat tekanan yang dirasakan, maka seseorang langsung memilih hengkang dan asal memilih pekerjaan lain. Nah, asal pindah dan asal menuju ke tempat baru ini kadang membuat orang sering kali kurang rasional dalam usahanya meningkatkan karier. Dalam hal ini, Abrahams yang juga seorang peneliti psikologi, menyarankan agar kita benar-benar mencari alasan yang tepat sebelum mencoba pindah kerja, "Benarkah sudah tidak ada kesempatan di kantor lama atau benarkah saya memang harus pergi?"

4. Percaya diri yang berlebihan

Meskipun kita merasa memiliki kelebihan, jangan terjebak dalam kesombongan. Sebab, baik saat tetap di perusahaan lama atau pun mencari tempat baru, jika percaya diri digunakan dengan berlebihan, bisa jadi akan membuat kita terperosok sendiri. Ingat, bahwa kompetisi sangat sengit. Bisa jadi, apa yang kita kuasai hari ini, tanpa belajar dan belajar lagi, akan jadi "usang" dengan munculnya orang lain yang lebih maju dalam penguasaan materi atau teknologi yang lebih baru lagi.

5.Berpikir jangka pendek

Banyak orang yang berpikiran pendek dalam hubungannya pada pekerjaan yang dijalani. Ada masalah sedikit mengeluh, ada kendala tertentu, langsung lari. Begitu juga saat mencoba pindah ke pekerjaan atau tempat yang baru, ada banyak orang yang kemudian tak berpikir panjang dengan langsung memutus hubungan di pekerjaan lama. Padahal, entah kapan, mantan bos, anak buah, atau pemilik perusahaan lama suatu kali bisa jadi klien, vendor, atau apa pun yang kemudian membuat seseorang berhubungan kembali dengan kantor atau orang lama yang dikenalnya. Jika tak hati-hati, pikiran pendek dan sempit yang dilakukan, suatu saat akan membuat seseorang mentok dalam berkarier.

Senin, 01 November 2010

Small ideas, big money

Ide-ide kecil tak selalu menggambarkan pendapatan kecil. Ide kecil juga bisa berarti big money. Tergantung bagaimana menggarapnya. Sejumlah ide kecil bahkan menjadi penemuan besar karena produk sepele itu menjadi barang yang amat bermanfaat di masa sekarang.

Berikut ini adalah sejumlah orang yang sukses mengembangkan ide kecil menjadi sesuatu yang luar biasa. Sebagian mengantarnya menjadi pengusaha dengan penghasilan luar biasa, sebagian lain memperoleh kedudukan bergengsi dan tercantum namanya di dalam deretan penemu-penemu hebat dunia.


1.Bette Graham - Mistake Out
Idenya menutupi salah ketik dengan cairan putih yang cepat beku. Adalah Bette Graham yang punya ide itu. Sekitar tahun 1951, Ms Graham menjadi sekretaris eksekutif yang sering mengetik dokumen penting. Agar tak usah mengulang mengetik dokumen setiap kali ada salah ketik, ia menggunakan cat putih yang ia ramu sendiri. Ternyata cat putih plus kuas kecil yang dinamakannya Mistake Out itu disukai teman-temannya juga. Akhirnya ia mendirikan pabrik Mistake Out.

Pada tahun 1972, omset usahanya sudah lima juta botol Mistake Out setiap tahunnya. Ketika ia meninggal tahun 1980, kekayaannya mencapai 47,5 juta dolar AS. Siapa sangka ide kecil itu bisa membuatnya kaya.

2.Earle Dickson - Band-Aid
Capek berkali-kali menempelkan perban pada jari istrinya yang sering terluka saat mengiris makanan di dapur, Earle Dickson menemukan cara jitu. Ia menggunting kain kasa kecil lalu menempelkannya di selotip.

Dengan cara ini, kain kasa jadi mudah ditempelkan pada luka kecil. Ternyata ide yang dimunculkan pada sekitar tahun 1920-an itu cukup brilian sampai-sampai perusahaan tempatnya bekerja, Johnson & Johnson memproduksinya secara massal dan Earle Dickson sendiri diangkat menjadi wakil presiden Johnson & Johnson.

3.Albert J. Parkhouse - Gantungan Baju
Ia kehabisan cantelan jaket di dinding saat tiba di tempatnya bekerja. Albert J. Parkhouse, yang bekerja di pabrik kawat pada sekitar tahun 1903 akhirnya menemukan ide. Kawat ia bentuk oval dengan dua ujung kawat disatukan sehingga menjadi kaitan. Dengan kawat bentukan, itu ia bisa menggantungkan jaket dan mencantelkannya dengan mudah di dinding, tanpa mengganggu jaket lain yang ada di sana. Itulah awal ditemukannya gantungan baju. Sekarang siapa yang tak membutuhkan gantungan baju? Ide kecil itu kini jadi bisnis besar. Inilah bukti bahwa masalah kecil bisa jadi ide sukses yang luar biasa.

Bisnis melejit setelah diperlakukan diskriminatif

Penemuan bakatnya sebenarnya tak sengaja. Suatu kali, di tahun 1930-an, seorang saleswoman menawarinya suatu tantangan. Jika Mary Kay Ash bisa menjual 10 set ensiklopedia, ia akan mendapatkan satu set ensiklopedia, gratis!

Tantangan itu tak disia-siakannya. Ash lalu menawarkannya ke sejumlah rekan dan kerabatnya. Hasilnya, hanya dalam waktu satu setengah hari, 10 ensiklopedia berhasil ia jual. Padahal umumnya seorang sales baru bisa menjual ensiklopedia sebanyak itu dalam waktu tiga bulan. Dari sanalah ia menemukan bakatnya: menjual.

Setelah itu ia makin rajin berjualan ensiklopedia sebagai part-timer. Sayangnya, ia mendapatkan banyak keluhan karena tak semua keluarga membutuhkan ensiklopedia di rumahnya. Tak sedikit juga yang memarahinya. Merasa bersalah karena sudah "merayu" banyak orang untuk membeli ensiklopedia, akhirnya ia mencari produk lain yang benar-benar berguna di rumah tangga untuk menyalurkan bakat menjualnya. Ia kemudian bekerja di Stanley Home Products, perusahaan yang menjual perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan mencuci.

Tahun 1952, ia pindah ke World Gift Co dan meraih sukses di sana. Ia bahkan diangkat menjadi direktur penjualan nasional karena prestasinya yang luar biasa. Dalam posisinya itu, ia bisa mengembangkan penjualan hingga ke 43 negara bagian AS.


Namun satu kejadian membuatnya mengundurkan diri. Sebagai seorang yang ahli di bidang penjualan langsung, ia banyak memberitips dan trik kepada para stafnya. Namun ketika promosi jabatan dilakukan untuk mengisi posisi puncak di World Gift Co, ternyata yang terpilih adalah muridnya, bukan dirinya. Alasannya karena si murid itu laki-laki, sedangkan ia seorang perempuan. Ia kemudian keluar setelah 11 tahun mengabdi di perusahaan itu.

Sekeluarnya dari sana, Ash menggagas usaha sendiri dengan modal hanya 5000 dolar AS.Ia membuka toko di Dallas pada September 1963. Pada usianya sudah separuh baya, ia menjual produk kecantikan yang sudah ia kenal ketika masih bekerja di World Gift. Produk unggulannya adalah krim kulit yang diramu untuk pelembab kulit.


Toko itu jadi markasnya karena cara berjualannya adalah dari rumah ke rumah.Menurutnya, rumah tangga merupakan tempat yang hebat untuk menjual, menjual, dan menjual lagi. Ash memiliki tim yang terdiri dari sembilan konsultan (yang juga sebagai penjual). Termasuk di dalamnya adalah anaknya sendiri yang baru berusia 20 tahun.

Cara penjualan langsung seperti itu ternyata efektif. Tahun pertamanya saja, ia sudah bisa meraih omset 198.000 dolar AS. Lalu pada tahun 1964, ia mengundang 200 ibu-ibu rumah tangga calon konsultannya di sebuah ruangan (cara ini kemudian menjadi ciri khasnya). Makin lama, jumlah konsultannya makin banyak. Mereka yang berprestasi baik biasanya dianugerahi penghargaan pada pertemuan tahunan yang megah.

Ketika Mary Ash meninggal tahun 2001, omset perusahaan perempuan kelahiran tahun 1918 ini sudah mencapai 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 20 trilun. Jumlah kantor perwakilannya sebanyak 800.000, yang tersebar di 37 negara. Kini perusahaan yang didirikannya, Mary Kay Cosmetics Inc., merupakan perusahaan kosmetik dengan sistem penjualan langsung terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 1,7 juta konsultan.

Perusahaan kosmetik raksasa ini terwujud berkat kejelian Ash memanfaatkan peluang menjual kosmetik secara langsung dengan mempekerjakan kalangan ibu-ibu rumah tangga sebagai konsultannya. Mungkin jika ia tak tersinggung oleh perlakuan diskriminatif petinggi World Gift, sukses ini tak mungkin bisa terwujud.