Selasa, 19 Oktober 2010

Tebar stimulus positif

Belajar merasakan dan menilai ‘rasa' yang terjadi saat ada sesuatu stimulus dari manapun melalui pancaindera, memang hal yang sangat unik. Berbagai hal bisa ditemui dengan melakukan uji coba. Misalnya, kita putar musik apapun, lalu kita dengarkan dengan segenap perasaan. Semakin dalam kita memasuki dan menghayati, seperti ada suatu sinyal perintah yang membawa diri kita (dibaca : perasaan kita) sesuai alunan musik tersebut. Dengan serta merta juga, ada imajinasi yang memperkuatnya; baik imajinasi yang benar-benar berupa khayalan ataupun imajinasi sebuah memori tertentu yang pernah terjadi pada kita.


Hal lain misalnya saat kita membaca sebuah novel, kita juga terbawa ke dalam  epik cerita. Seolah nuansa nyata terjadi di sekitar kita. Sama halnya dengan saat menonton sebuah film atau sinetron.

Sangat beragam. Unik. Dan masih banyak misteri. Bukan saja pada sesuatu dengan durasi panjang, hal tersebut terjadi. Namun pada hal yang selintas saja, hal tersebut juga bisa sangat mempengaruhi. Dampak besar terjadi dalam ‘rasa' siapa saja, ketika stimulus itu ada. Kekuatan reaksi dari stimulus sendiri bagi tiap orang akan berbeda, akan berbeda juga pada satu orang dalam tiap keadaan yang berbeda.

Stimulus bisa langsung bekerja kepada siapa saja tanpa 'permisi' terlebih dahulu. Dan setiap aksi kita (baik berupa perkataan, tulisan, lukisan, gerakan, dan apapun) merupakan stimulus bagi siapapun dan diri sendiri. Sehingga ada baiknya jika kita sangat hati-hati dalam mengeluarkan sinyal stimulus tersebut.

Contoh kecil, saat ini jejaring sosial sangat banyak penggunanya. Satu feed atau update sebuah status, akan langsung terbaca banyak sekali dalam jaringannya. Jika kita menulis di sana (membuat update status/ catatan / stimulus), maka hal itu akan bekerja tanpa permisi bagi banyak pengguna lain. Baik stimulus positif maupun negatif. Apabila stimulus negatif, maka secara tidak langsung kita sudah melakukan sebuah ajakan ke arah negatif.

Stimulus Negatif Membahayakan

Stimulus negatif bisa saja berbentuk umpatan, keluhan, cemooh, dll. Baik mengenai subjek tertentu ataupun secara umum. Tanpa disadari oleh pembuat yang menyebarkan frekuensi stimulus tersebut, akan berdampak negatif pada banyak pengguna lain. Bisa menyulut (fire) ataupun memperkuat yag sudah terjadi.

Misalnya berujud kalimat, "Aku sangat membencimu, yang telah menyakitiku". Pada orang tertentu bisa saja ini diartikan secara internal atas diri pengguna dengan subjek lain yang berkenaan dengannya. Bisa bekas teman, bekas pacar, dll. Yang sebelumnya sudah lupa, dengan adanya stimulus tersebut menjadi ingat. Ada proses "Fire Anchoring" secara tidak sengaja. Pada saat itu si pembaca, tiba-tiba menjadi merasakan dendam atau kebencian. Kalimat itu dibaca oleh seseorang yang sedang merasa benci dengan seseorang, maka seperti terjadi repetition, sehingga efek roda gila terjadi. Rasa benci tersebut, meningkat setelah membaca stimulus tadi.

Bagi penebar sinyal sendiri, maka dengan dituliskan perasaan negatif tersebut, maka semakin diperkuat apa yang dirasakan. Semakin dibaca ulang, maka semakin lebih kuat. Sehingga stimulus tersebut bekerja seperti 'pinball' yang akan memukul di sana dan di sini.

Tebar yang Positif

Apa yang harus dilakukan? So, tidak boleh mengeluh atau mengumpat atau...? Ya itu hak setiap individu. Mengeluh kepada siapa jua memang hak individu, yang bisa berguna meringankan suatu beban problema. Namun yang kita juga mesti ingat, setiap individu juga memiliki hak untuk aman dari ‘pengaruh' negatif.

Menghilangkan, mungkin terlalu pragmatis. Setidaknya akan lebih bisa diterima dengan mengurangi. Artinya ada sebuah evaluasi, sebelum kita mengeluarkan stimulus atau sinyal, terhadap dampak yang bisa ditimbulkan. Menebar stimulus positif baik berupa afirmasi positif, kalimat motivasi, ungkapan baik, kata-kata bijaksana, jauh akan memiliki nilai keagungan.

Menebar pengaruh positif, akan sangat memberikan manfaat bagi siapa saja yang mendapatkan, baik secara sadar maupun tanpa sadar. Karena kita diciptakan untuk saling memberikan manfaat, kita berusaha menebar sinyal yang memberikan manfaat. Betapa indah dan senangnya, kalau setiap stimulus yang kita tebarkan, membuat orang bahagia yang sebelumnya berduka, membuat inspirasi dan kreativitas yang sebelumnya jenuh dan tidak produktif, membuat orang tertawa yang sebelumnya menangis, membuat orang lebih sehat dari yang sebelumya merasa kurang enak badan.

Yah, pada hal apapun. Mari mulai tebar stimulus positif. Saat update status jejaring sosial, sms, telepon, memberikan komentar, menulis di blog, mengirimkan email di milis, rubrik pembaca, dll yang sangat banyak ruang untuk saling memancarkan sinyal kebaikan. Tunggu, ada lagi. Kita semua percaya dan yakin, kalau Tuhan senantiasa berhitung dengan hal baik. Dengan menebar stimulus positif, kita sangat yakin dan percaya bahwa Tuhan juga akan membalas dengan kebaikan kepada kita.

0 comments:

Posting Komentar